nusakini.com--Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah tengah menggulirkan program sertifikasi pembimbing manasik haji sejak tahun 2012. Program ini digulirkan untuk memastikan para petugas pembimbing jemaah haji Indonesia sudah memenuhi kualifikasi yang ditentukan. 

Kasubdit Bimbingan Jemaah Ali Rokhmad mengatakan bahwa sampai saat ini, baru ada 2.730 pembimbing manasik haji yang sudah bersertifikat. "Target pembimbing yang ingin dicapai sebanyak 4.688 orang atau dengan rasio 1:45 jemaah," ujar Ali Rokhmad saat menjadi narasumber pada acara sertifikasi pembimbing manasik haji di Asrama Haji Donohudan, Solo, Minggu (19/03). 

Acara ini digelar Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (LPP-KBIH) Muhammadiyah/Aisyiyah bekerjasama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. 

Menurut Ali, Kementerian Agama telah menetapkan bahwa penyelenggara sertifikasi pembimbing manasik haji adalah tujuh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Selain UIN Walisongo, PTKIN lainnya adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Alaudin Makassar, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Sumatera Utama, dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Serang. 

Ali Rokhmad menambahkan, target jumlah pembimbing manasik bersertifikat harus sudah terpenuhi sampai dengan tahun 2019 harus sudah terpenuhi. Untuk itu, proses kegiatan sertifikasi terus dilakukan. Beberapa lembaga yang telah bekerjasanya menyelenggarakan program ini, antara lain: Forum Komunikasi KBIH Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Mabes TNI Angkatan Laut. 

"Ditjen PHU juga sudah menerbitkan 5 modul dan 4 buku bacaan wajib yang dijadikan sebagai bahan pegangan bagi para narasumber dan peserta sertifikasi," ujarnya. 

Sebelumnya, saat membuka acara, Jumat (17/03), Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan sertifikasi ini. Menurutnya, penyelenggaraan haji tidak hanya menjadi tugas pemerintah, akan tetapi juga masyarakat. Peran publik, termasuk KBIH, menjadi bagian penting dalam sukses penyelenggaraan ibadah haji. 

"Sertifikasi pembimbing manasik haji ini positif karena menghasilkan pembimbing yang akan membantu pemerintah dalam pembinaan kepada jemaah haji. Pembimbing yang lulus sertifikasi telah memenuhi standar profesional dalam memberikan pelayanan bimbingan kepada jemaah calon haji sejak di Tanah Air hingga di Tanah Suci," tegasnya. 

Kegiatan sertifikasi di embarkasi Solo yang dilakukan secara swakelola ini akan berlangsung hingga 23 Maret 2017. Kegiatan ini diikuti 79 peserta, terdiri dari 63 pembimbing dari KBIH Muhammadiyah/Aisiyah dan 14 pembimbing dari KBIH lainnya di Jawa Tengah. 

Ketua LPP KBIH PW Muhammadiyah Jateng, H. Soeratman selaku pemprakarsa kegiatan ini berharap setelah kegiatan sertifikasi ini para pembimbing manasik akan mampu melakukan pembimbingan manasik yang terstandar sehingga jemaah benar-benar dapat melaksanakan rukun dan wajib haji sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW. 

Menurutnya, kegiatan sertifikasi ini sengaja dilaksanakan di asrama haji Solo dengan tujuan mendekatkan para pembimbing dengan areal bimbingan manasik sekaligus kemudahan dalam praktik karena sarana yang memadai. (p/ab)